
Perang sipil Libya mungkin telah memberikan kelompok militan di wilayah Sahel Afrika seperti Boko Haram dan al-Qaidah, akses ke sejumlah besar senjata, menurut sebuah laporan PBB yang dirilis pada Kamis kemarin (26/1).
Laporan tentang dampak perang sipil Libya di negara-negara di wilayah Sahel - termasuk Nigeria, Niger dan Chad - juga mengatakan beberapa otoritas nasional percaya kelompok Boko Haram, yang menewaskan lebih dari 500 orang tahun lalu dan lebih dari 250 orang tahun ini di Nigeria, telah meningkatkan link mereka ke sayap Al-Qaidah Afrika Utara.
"Para pemerintah negara-negara yang dikunjungi menunjukkan bahwa, meskipun upaya untuk mengontrol perbatasan mereka, sejumlah besar senjata dan amunisi dari stok yang ada di Libya diselundupkan ke wilayah Sahel," kata laporan itu.
Senjata tersebut termasuk "granat berpeluncur roket, senapan mesin anti-pesawat, senapan otomatis, amunisi, granat, bahan peledak (Semtex), dan artileri anti-pesawat yang dipasang pada kendaraan," laporan tersebut menyatakan.
Senjata yang lebih canggih seperti rudal dari darat ke udara dan sistem pertahanan udara portabel, yang dikenal sebagai MANPADS, juga mungkin telah mencapai kelompok-kelompok di wilayah tersebut, kata laporan PBB.
Laporan itu juga mengatakan beberapa negara meyakini senjata telah diselundupkan ke Sahel oleh mantan pejuang di Libya - tentara reguler Libya dan tentara bayaran yang berjuang atas nama mantan pemimpin Muammar Gaddafi, yang berhasil digulingkan dan dibunuh oleh pemberontak.(fq/reu)






0 komentar:
Posting Komentar